Warga Wateshaji Pati Tuntut Transparansi APBDes 2018-2020, Ada Dugaan Penyelewengan Anggaran
PATI (JATENG) – Sejumlah warga Wateshaji, kecamatan Pucakwangi, kabupaten Pati, Jawa Tengah pertanyakan penggunaan dan transparansi APBDes mulai tahun 2018 sampai 2020 yang di duga ada penyelewengan angggaran yang nilainya mencapai milyaran rupiah.
Hal itu di sampaikan sejumlah warga beberapa waktu lalu kepada wartawan yang menduga semenjak kepeminpinan Kepala Desa (Kades) yang sekarang tidak transparan dalam pengelolalan APBDes yang membuat pembanguan tidak merata termasuk pembangunan balai desa yag sampai saat ini terbengkalai.
“Pembangunan di desa Wateshaji sangat amburadul termasuk pembangunan balai desa yang sampai saat ini terbengkalai dan tidak ada transparansi dalam pengelolalan dan penggunaan APBDes tahun 2018-2020, kami menduga ada penyelewengan anggaran.” Ungkap salah satu warga kepada wartawan beberapa waktu lalu
Selain itu, pembangunan di sejumlah titik di wilayah desa Wateshaji juga terlihat tumpang tindih, salah satunya dukuh Morotoko yang sampai saat tidak tersentuh pembangunan sama sekali.
“Dukuh Morotoko adalah bagian dari desa Wateshaji, akan tetapai kenapa di anak tirikan tanpa tersentuh pembangunan.?” Ujar warga dengan heran
Jika hal seperti di biarkan dan tanpa ada kontrol, bisa dipastikan akan terjadi kesenjangan sosial dikalangan warga dan Dana Desa (DD) yang digelontorkan pertahun yang nilainya milyaran rupiah tidak bisa dimaksimalkan untuk pembangunan.
“Kami warga berharap ada penegah hukum untuk segera mengaudit APBDes tahun 2017 sampai 2020 karena diduga ada penyelewengan anggaran.” Pinta warga
Terpisah, Kades Wateshaji Rakimin ketika di konfirmasi wartawan Rabu (12/8/2020) melalui sambungan telepon menepis tudingan yang di gembar gemborkan warganya bahwa tidak ada transparansi penggunaan APBDes dan pembangunan balai desa yang mangkrak itu tidak benar.
“Balai desa sudah jadi, kita bangun 2 tingkat, yang lantai bawah rencana keramik dan lantai atas joglo dengan bahan kayu dan di bangun 2 tahap menghabiskan anggaran dana 400 juta dari ADD. Sekarang tinggal finishing saja, bukan mangkrak, tetapi anggaranya kurang.” Paparnya
Masih menurutnya, selama ini pembangunan yang menggunakan DD tidak ada masalah dan tidak perlu ada yang dipermasalahkan karena sudah melalui musrenbang termasuk dukuh Morotoko.
” jalan ke dukuh Morotoko sudah bagus, apa yang dipermasalahkan, memang tahun ini tidak ada pembangunan fisik, karena DD kita alokasikan untuk bantuan covid-19 saja sudah 500 juta, pembangunan fisik hanya di awal tahun 2020 pengaspalan di dukuh Misik sama dukuh Wates.” Pungkasnya.
Penulis : Suf /Editor : Arw oleh tim BERITAistana.id