Hasil Bangunan Tidak Bisa Difungsikan, Warga Desa Tegalwero Takut Mengadu Kepada Kades
BERITA ISTANA PATI, -Proyek pembangunan rehap lapangan sepakbola di Desa Tegalwero Kecamatan Pucakwangi Kabupaten Pati Jawa Tengah diduga bermasalah. Pasalnya proyek yang dibangun 2 tahap dengan menggunakan Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2019 tersebut saat ini kondisi tribun penonton sudah rusak.
Data yang dihimpun, proyek rehap lapangan tahap pertama adalah drainase dengan volume P : 345 m, L : 0,5 m, T : 0,5 m serta tribun penonton dengan volume P : 30 m, L : 2 m sumber anggaran dari DD tahun 2019 sebesar 250 Juta dikerjakan swakelola dengan masa kerja 60hari. Sedangkan tahap dua untuk drainase dengan volume P : 345 m, L : 0,5 m, T : 0,5 m dan tribun penonton dengan volume P : 30 m, L : 2 m, T : 1,5 m dengan sumber dana dari DD tahun 2019 sebesar 250 Juta yang belum genap setahun kondisi tribun sudah retak-retak rusak.

Warga menilai rusaknya tribun penonton disebabkan oleh kualitas bahan bangunan serta besi yang digunakan tidak sesuai spek, dan ada dugaan penyelewengan anggaran,”. Sebenarnya warga mau mengadu kepada Kepala Desa (kades) tapi mereka takut.
“Bahan bangunan dan besi sepertinya tidak sesuai spek sehingga mengurangi umur bangunan dan kami menduga ada penyelewengan anggaran,”. Ungkap Y kepada wartawan.
https://youtu.be/bHqcK4MEUYw
Dalam kondisi tribun yang sudah rusak dikhawatirkan mengancam keselamatan warga atau penonton saat duduk menyaksikan pertandingan sepakbola.
“Percuma dibangun fasilitas dengan menggunakan anggaran yang begitu besar, tetapi tidak bisa difungsikan dan jika digunakan takutnya mengancam keselamatan penonton,”. Imbuhnya.
Bukan hanya masalah pembangunan rehab lapangan sepak bola saja yang bermasalah, bangunan Pamsimas tahun 2018 sampai saat ini tidak bisa difungsikan alias proyek gagal, padahal warga sudah memasang pipa pralon untuk mengalirkan air.
Sementara itu, Edi Susanto selaku Petinggi (Kades) Desa Tegalwero saat dikonfirmasi oleh awak media melalui telephon mengatakan, “Kerusakan bangunan tersebut bukan karena spek bangunanya yang tidak sesuai, melainkan tanah dalam kondisi labil yang menyebabkan kerusakan bangunan itu,”. Singkatnya. (Sg)
Editor : Umy
Sangat disayangkan, anggaran pembangunan di desa2 wilayah kecamatan Pucakwangi masih punya motto asal “yg penting anggaran terserap”. Pembangun seadanya, kualitas rendah harga mark up tinggi. Kepala desa pinter ngeles, camat tutup Mata. Wes ambyar