Sragen- Malam ini badan terasa capek lelah karena terlalu banyak aktifitas, malam ini saya mampir kerumah pak RT Yanto dukuh trombol, desa Ketro,kecamatan Tanon ,Kabupaten Sragen, Yanto bilang tenang aja brow disini ada tukang pijet.
Tak lama datang Perempuan paruh baya wajahnya sudah mulai keriput dimakan oleh usia. Namun apa daya demi kebutuhan hidup, Harti (60) masih tetap berjuang siang jual cireng di SMPN1 Tanon dengan mengayun sepeda onthelnya malam jadi tukang pijat tradisonal.
Perempuan asli Dusun trombol, Desa Ketro , Kecamatan Tanon , Kabupaten Sragen ini mengaku sudah hampir 20 tahun lebih menjadi tukang pijat dan banyak pengalam yang dia punya.
Keahlian menjadi seorang pemijat tradisonal ia peroleh secara otodidak, walau demikian, menurutnya banyak pasien yang cocok dengan pijatan tangan dan kerikan lincahnya.
“Nek wong loro panas, meriang, watuk, pilek biasane nek seng mijet Mbah yo cocok (kalau orang sakit panas, tidak enak badan, batuk, flu, biasanya kalau Mbah yang memijat ya cocok),” ujar Mbah Harti di sela-sela memijat.
Harti disela sela memijat banyak cerita “aku yow tau diapusi wong mas, wong Lanang gede duwur jare Kon mijet wes tak pijet malah jaluk ndhok bebek sak akeh-akehe jare meh dibayar” tak tukoke ndok bebek muter-muter kampung wektu kui anakku seng Ragil jenenge Andik iseh cilik malah hp dijaluk Karo wong seng tak pijet wes ora oleh duit, kelangan hp kelangan duit gow tuku ndhok cerita Harti sambil memijat”
Harti pun masih banyak cerita tentang Pilkades desa Ketro “Goro-goro pilihan lurah turune nganti pisah” gini mas lha wong pilihan lurah kui aku sak keluarga milih mas Tri tak rewangi saben bengi bantu bantu masak didapur, jaman omah neng ngisor sak iki neng duwur seng bantu yow mas tri ,sertifikat 3 seng bantu yow mas tri mulo mas tri nyalon yow taknpilih, aku malah difitnah jare ora milih, direwangi turu pisah Karo bojo ucap Harti sambil ketawa.
Harti biasanya memijat pasiennya kurang lebih 2-3 jam lamanya, dan ia tak mematok tarif berapa rupiah sekali pijit. Baginya berapapun pemberian dari pasien ia terima dengan ikhlas.
Tapi rata-rata warga sekitar jika menggunakan jasa pijatnya memberikan imbalan Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu, dengan waktu pijat sekitar 2-3 jam lebih.
Sragen 5 Oktober 2019
Penulis: Yanto
Editor: Warsito( Wnp)