Foto oleh: Warsito (Wnp)

SRAGEN Perjalananku kali ini masih disekitar Sragen. Sengaja Kami ingin mencari sosok inspiratif yang kemudian hari mungkin saja bisa menularkan idenya untuk generasi muda. Kali ini Saya bersama Tim sepakat untuk mengarahkan kendaraan ke wilayah Desa Brojol, Kec Miri, Kab Sragen, sebuah Desa yang paling barat di Kabupaten Sragen. Letak Desa ini bersebelahan dengan Desa Pranggong Kec. Andong Kab. Boyolali, secara geografis kurang menguntungkan, karena menurut informasi berbukit dan apabila kemarau sangat kekeringan. Namun salah satu tokohnya yang kebetulan mantan Kepala Desa mengusik logika dalam otak ini. Benar saja beberapa saat mendekat ke arah Desa Brojol, kami pun harus melintasi Bendungan Kedung Kancil. “Jembatan diatas bendungan Kedung Kancil menurut kami sudah kokoh namun masih terlalu sempit apabila dilewati dua mobil sekaligus dari arah yang berbeda”
Beberapa saat kemudian kami tiba di rumah beliau, kami memperkenalkan diri, beliaupun juga begitu, namanya Pak Agus, lengkapnya Agus Tanto S,H. Beliau bercerita tentang kehidupan yang dijalani, dari jualan warung hik, anaknya yang menjadi Dokter sampai suatu ketika dipanggil ke Istana atas jasanya sebagai pembina Ketahanan pangan. Sebelum dipanggil ke Istana beliau juga mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan kategori yang sama.
Bagi kami sosok seperti Agus sangat inspiratif, prestasi yang beliau dapatkan tidak dibangun hanya dalam waktu sekejap, namun dengan perjuangan dan tempaan kehidupan.Adalah lumbung padi yang akhirnya Pria ini mendapat jalan menerima penghargaan di Istana. Menurut beliau Desa ini subur namun tidak di topang air yang memadai. Apabila musim kemarau wilayah Desa Brojol adalah salah satu yang sangat mendapatkan dampak buruk yaitu wilayah darurat air . Ide cerdas serta paparan yang kongkrit akhirnya di setujui warga, untuk menghindari musim paceklik Pak Agus membangunkan lumbung padi yang sudah mati suri selama hampir 23 tahun.

Selanjutnya bersama warga dengan gotong royong akhirnya 18 lumbung padi berdiri setiap RT. Lumbung padi itu berukuran 3×6 meter dan bisa menampung maksimal 6 ton gabah. Selanjutnya untuk mengisi lumbung, Patani dihimbau untuk menyimpan gabah hasil panen sebanyak 25 kg. Apabila kemudian hari dibutuhkan petani bisa mengambil sesuatu kebutuhan.
Pada masa pemerintahannya Pak Agus juga melakukan terobosan dengan membangun dua embung air, namun beliau tetap berharap kepada pemerintah untuk segera merealisasikan sumur dalam, karena hanya sumur dalam yang bisa menyelesaikan persoalan kekeringan diwilayahnya. Banyak penghargaan yang beliau dapatkan dari tingkat daerah sampai Nasional, namun menurutnya kebanggaan yang abadi adalah kita pikirkan dan tindakannya berguna bagi sesama. Seolah tidak akan selesai cerita beliau, sampai pada waktunya kami hampir saja lupa untuk mencicipi minuman khas wilayah ini yaitu teh celup diberi gula tebu yang kali ini disandingkan dengan kacang rebus.
Setelah mengurai pengalaman hidup akhirnya kami pamit pulang karena kebetulan beliau juga akan melakukan istighosah. Pedal gas Aku injak setir mobil aku putar, sambil berfikir ternyata ada juga berlian tersembunyi diantara bukit dan tanah kering Desa Brojol. Sungguh inspiratif perjuangan mantan pekerja di kapal pesiar ini, sangat tangguh dalam mengarungi samudera kehidupan.
Jum’at 6 September 2019
Penulis: Gatotkoco Suroso
Editor: Warsito (Wnp)